Bali, pulau yang dijuluki pulau dewata oleh masyarakat Indonesia, bahkan dunia pun mengenalnya dengan nama island of gods. Sebuah pulau yang menyandang nama dewa dalam julukannya seperti sebuah dataran tinggi di jawa tengah yang juga memiliki ama dewa dalam julukannya, Dieng. Keduanya memiliki keindahan alam dan peninggalan sejarah yang memukau.
Pada dasarnya Bali terkenal akan kreativitas dalam mengembangkan berbagai karya seni. Kesenian yang tumbuh di Bali beragam jenisnya, sebagai hasil olah budaya masyarakat yang hidup di suatu Desa sesuai dengan adat istiadat dan kondisi masing-masing. Bahkan karena kekayaannya akan seni, Bali juga sering diberi julukan sebagai “Pulau Kesenian”.
Bali sendiri memiliki sebuah pulau di sebelah tenggara yang disebut Nusa Penida, sebuah pulau indah yang disebut juga sebagai surganya para burung, terutama burung endemik. Selain dikenal sebagai surga para burung, nusa penida juga dikenal akan karya kerajinan Kain Tenun Rangrang, yang merupakan hasil karya nenek moyang mereka dan telah diwariskan secara turun temurun ke anak keturunannya.
Hampir sebagian besar masyarakat disana bisa menenun kain tenun Rangrang. Kain Tenun Rangrang merupakan salah satu jenis olahan tekstil masyarakat khas Nusa Penida yang berbeda dengan jenis kain lainnya yang ada di Bali seperti, Endek, Songket, Parada, Poleng dan Batik.
Ciri kain tenun Rangrang Nusa Penida biasanya adalah penggambaran flora dan fauna dalam bidang dua dimensi yang datar, banyak garis runcing, lengkungan dan pola kotak serta latar yang cerah. Dari motif itu didapat tiga jenis pembagian kain tenung Rangrang secara umum, yaitu Rangrang Wajik yang berasal dari pola kotak kotak, Rangrang Bianglala serta Rangrang tucukan yang berdasar dari motif garis. Secara garis besar, Kain Rangrang yang banyak diminati adalah jenis Wajik dan Bianglala.
Dalam penerapan corak dan pewarnaan pada proses penenunan kain tenun Rangrang digunakan teknik ikat tunggal, yakni dimana secara umum bahan dasar yang digunakan adalah dari bahan yang berwarna merah ataupun kuning kemudian diberi berbagi motif pada tengah kainnya.
Umumnya motif yang dipakai adalah saksak bunga tunjung, pohon cemara dan angket rumput, dan pada pinggirannya terdapat hiasan untuk mempercantik dengan motif bunga julit, daun bakung, katak ataupun kupu kupu. Dalam kain tenun Rangrang biasanya juga terdapat pola hiasan garis lurus berwarna putih, dimana garis ini dikenal dengan nama pangoh taji, yang berarti semacam pisau yang digunakan oleh ayam petarung dalam acara sabung ayam.