Tahapan Membuat Film Pendek
Rumahkreative.id – Dalam pembuatan film (sering juga disebut dengan konteks akademik, produksi film merupakan proses pembuatan dalam film, mulai dari , ide,cerita awal , naskah, mengedit,syuting, mengarahkan dan juga penyaringan produk. Jadi, dalam program sebuah televisi maupun film. Pembuatan film ini juga berlangsung di seluruh dunia dan tentunya dalam berbagai besar konteks , sosial ekonomi, dan politik serta juga menggunakan dari berbagai teknologi dan teknik dalam sinematik. dan biasanya biasanya, ini juga tentunya melibatkan sejumlah besar para Crew, dan tentu membutuhkan lebih dari beberapa bulan untuk sampai beberapa tahun dalam tahap penyelesainnya, Dan meskipun mungkin itu membutuhkan waktu yang lebih lama kalau ada masalah dalam tahap produksi.
Tahapan Produksi
Tahapan Produksi itu terbagi menjadi 5 bagian:
- Development : Naskah ditulis dan juga disusun untuk menjadi sebuah cetak biru yang bertujuan untuk bisa diterapkan pada sebuah film.
- Pra Produksi : Persiapan untuk melakukan syuting, penyeleksian pada artis dan juga pada kru film yang disewa, lokasi yang dipilih, dan yang terakhir yaitu pembangunan set.
- Produksi : Yaitu elemen terpenting, penyelesaian pada proses perekaman film
- Pasca Produksi : Pengeditan dalam Film, produksi suara (dialog) yaitu bersamaan dengan suatu pengeditan (tetapi terpisah), soundtrack atau backsound atau juga sound efek yang dibuat, dipilih dan tentu juga direkam, dan ada ‘visual’ efek digital yang ditambahkan lalu kemudian disatukan dengan sebuah gambar dan film sepenuhnya sampai selesai (‘terkunci’).
- Sales dan Ditribusi : Film itu dipilih yang ditujukan pada para calon pembeli atau bisa juga disebut distributor, lalu diambil oleh distributor, dan kemudian masuk ke bioskop ataupun bisa masuk ke rumah media lainnya.
Tahap Development
Pada saat memasuki tahap ini, produser itu menemukan sebuah ide cerita, yang mungkin itu berasal daripada sebuah buku, film lain,permainan, ide asli ,kisah nyata, dll.
Setelah kita mengidentifikasikan tema atau juga pesan yang bisa dibilang itu mendasari,produser itu juga bekerja sama dengan scriptwriter tujuannya yaitu untuk menyiapkan sebuah sinopsis. Selanjutnya yaitu mereka membuat garis besar yang dapat memecah sebuah cerita ke dalam se paragraf adegan yang berkonsentrasikan pada struktur yang dramatis.
Lalu, mereka menyiapkan sebuah treatment, 25 cukup sampai 30 halaman deskripsi cerita, karakter,dan suasana. Hal ini tentu biasanya hanya dapat memiliki lebih sedikit dialog dan arah ekpresi saja, tetapi lebih sering mengandung sebuah gambar yang membantu untuk memvisualisasikan poin-poin kunci.
Cara lainnya yaitu untuk dapat menghasilkan scriptment sekali sinopsis pada saat diproduksi. Selanjutnya yaitu, scriptwriter menulis sebuah skenario dalam jangka waktu selama beberapa bulan. Skenario itu juga dapat dituliskan ulang beberapa kali yaitu tujuannya adalah untuk meningkatkan dramatisasinya, struktur, dialog,kejelasan dan gaya keseluruhan. Namun, tidak dipungkiri produser sering melewatkan langkah-langkah pada sebelumnya dan juga mengembangkan skenario yang diajukan oleh seorang investor, studio juga, dan pihak lain yang tentu berkepentingan untuk menilai melalui sebuah proses yang disebut dengan script coverage. Dalam hal ini seorang distributor film itu dihubungi pada tahap awal yang bertujuan untuk dapat menilai pasar dan tentu kesuksesan finansial pada potensi film tersebut.
Tak lupa juga para produser dan scriptwriter itu menyiapkan treatment dan menyampaikannya kepada sang pemodal yang tentu harus berpotensial. Jika dalam tahap ini berhasil, film ini tentunya akan menerima ‘lampu hijau’, yang sudah pasti berarti seseorang itu menawarkan dukungan pada sektor keuangan; dan biasanya juga pada sebuah studio film besar, investor independen atau dewan film. Pihak yang terlibat biasanya pasti menegosiasikan kontrak kesepakatan. dan setelah semua pihak itu telah bertemu dan tentunya juga kesepakatan telah ditetapkan, film ini memungkin untuk melanjutkan kedalam masa pra-produksi. Pada sebuah tahap ini, film tentu harus memiliki strategi pemasaran yang sudah jelas dan target audience nya juga jangan lupa.
Tahap Pra Produksi
Dalam tahap pra-produksi, setiap langkah dalam membuat film ini sangatlah harus hati-hati dalam merancangnya dan merencanakan. Sebuah PH itu ditetapkan. dan storyboard dibuat lalu divisualisasikan dengan bantuan seorang ilustrator lalu seniman konsep. Anggaran produksi tentunya disusun untuk merencanakan suatu pengeluaran pada film. Untuk tahap produksi utamanya, asuransi juga diperoleh untuk melindungi terhadap akan terjadinya kecelakaan.
Dan produser mempekerjakan kru nya. Sifat dari sebuah film dan anggaran itu ternyata menentukan ukuran dan jenis yang digunakan pada saat pembuatan film itu berlangsung. Banyak juga film Hollywood itu mempekerjakan ratusan pemain dan kru woww bisa dibilnag tidak sedikit yah. Kalau misalnya anggaran rendah, film indie tentu saja bisa dilakukan oleh kru yang terdiri atas 8 atau sampai 9 dan bisa kurang. Di bawah ini adalah posisi kru:
Tugas Masing-masing Crew
- Sutradara yaitu bertanggung jawab untuk melakukan storytelling, dan keputusan yang tentu harus kreatif dan pastinya yatu akting para artis juga.
- Asisten Sutradara yaitu bertugas untuk mengelola jadwal syuting dan jadwal logistik produksi, di antara tugas yang lainnya. Ada juga beberapa jenis dari seorang Astrada, masing-masing yaitu mempunyai tanggung jawab yang di bisa bilang berbeda.
- Sutradara casting, yaitu tugasnya untuk menemukan aktor dan aktris yang bertujuan untuk mengisi pada bagian dalam sebuah script.
- Manajer lokasi, yaitu bertugas untuk menemukan dan mengelola pada sebuah lokasi film.
- Manajer produksi,yaitu bertugas untuk mengelola anggaran produksi dan juga jadwal produksi. Mereka juga tentu melaporkan atas dasar nama PH yang ditujukan untuk para eksekutif studio ataupun pemodal dari sebuah film.
- Director of Photography (DOP) yaitu sinematografer yang mengawasi atau menilai atau juga mengambil tata letak pada gambar di seluruh film.
- Director of Audiography (DOA) yaitu audiographer yang mengawasi pada bidang audiography bisa disebut dengan check sound dan kualitas suara dari semua film.
- Sound Mixer yaitu merupakan kepala departemen suara dalam jangka waktu selama tahap produksi pembuatan film itu selesai. Mereka itu merekam dan mencampurkan audio di set – efek dialog. Dan juga mereka itu bekerja dengan sebuah operator booming,
- Sutradara, DOA, DOP, dan Astrada. Sound Designer, yaitu menciptakan konsepsi pada aural film. Dan pada beberapa sebuah produksi, Sound Desaigner juga memainkan pada peran seorang Director of Audiography. Tak lupa juga Komposer Musik, tugasnya yaitu menciptakan sebuah musik baru untuk film tentunya. (Biasanya ini tidak sampai pada saat pasca-produksi)
- Production Designer, yaitu bertugas menciptakan konsepsi pada visual film, dan bekerja dengan
- Art Director. Art Director, yaitu bertugas untuk mengelola departemen seni, yang bertujuan untuk membuat sebuah set produksi.
- Costume Designer, yaiutu tugasnya menciptakan/atau memilihkan pakaian untuk sebuah karakter dalam film, yaitu bekerja sama dengan para aktor serta juga dengan departemen lain
nya.
- Make-up Artist, yaitu bekerja sama dengan Costume Designer yang bertujuan untuk menciptakan sebuah tampilan tertentu untuk menciptakan karakter.
- Storyboard Artist, yaitu menciptakan sebuah gambar visual untuk membantu sang Sutradara dan Production Designer yang bertugas untuk mengomunikasikan gagasan mereka yang tentunya kepada seluruh dari tim produksi.
- Choreographer, yaitu bertugas untuk menciptakan dan juga mengkoordinasikan pada gerakan dan juga tari – dan biasanya untuk musikal. Beberapa atau kebanyakan film juga dilatih oleh sang Fight Choreographer.
Tahap Produksi
Dalam suatu tahap produksi, produksi video ataufilm dibuat. Kru yang lebih itu akan direkrut tentunya pada tahap ini, seperti halnya master properti, Asisten Sutradara,script supervisor, (stills), editor gambar, fotografrer dan juga editor suara. Ini tentunya hanya peran yang paling mendasar atau bisa dibilantg umum dalam pembuatan sebuah film; PH ini akan bebas untuk bisa menciptakan suatu perpaduan yang unik dari peran yang harus sesuai dari berbagai tanggung jawab tersebut selama dalam tahap produksi film itu berlangsung. Hari Shooting nya seperti biasa saja,yaitu dimulai dengan kru itu tiba terlebih dahulu di set ataupun lokasi oleh waktu panggilan mereka masing-masing yang tentunya sudah ditentukan. Dari sebagian para artis biasanya itu mereka memiliki waktu masing-masing (panggilan terpisah). Dan sementara itu set, rias dan lighting itu juga dapat memakan waktu yang cukup banyak, mereka biasanya sering diset terlebih dahulu sebelum digunakan. Sebuah kru desain produksi itu biasanya selangkah lebih maju dari seorang kameramen dan juga Sound Departement: dan demi sebuah efisiensi, sementara scene atau adegan yang sedang difilmkan, mereka tentunya sudah mempersiapkan yang berikutnya atau selanjutnya.
Para aktor itu harus berlatih/menghafal suatu script dan blocking bersama sutradara, seorang kru kamera juga dan soundman itu berlatih dengan mereka juga tentunya dan itu juga dapat membuat tweak akhir. Dan akhirnya, aksi mereka itu di syut sebanyak-banyak tentu sesuai dengan keinginan seorang sutradara. Dan suatu pengambilan scene itu berakhir ketika seorang sutradara itu sendiri berkata ‘Cut! “, dan otomatis seorang kameramen dan Soundman itu juga berhenti untuk merekam.
Jika seorang Sutradara itu untuk memutuskan agar mengambil tambahan yang diperlukan, yaitu harus mengulangi seluruh proses tadi. Pengawas script itu disini dia akan mencatat setiap apa yang terjadi masalah kontinuitas dan juga suara juga log tim kamera itu mencatat secara teknis untuk sebuah laporan. Setelah bisa dibilang terpuaskan, kru secepatnya bergerak ke sudut dari kamera berikutnya yaitu sampai seluruh adegan itu ‘tertutupi’. Pada saat shooting itu selesai, sang asisten sutradara pun berkata ‘Bungkus atau Wrap’ atau ‘Move On yaitu Pindah’ dan selanjutnya seorang kru akan membongkar suatu set kusus untuk adegan itu. Pada akhir hari biasanya, Sutradara itu menyetujui jadwal syuting dengan hari berikutnya dan juga laporan sebuah kemajuan pada setiap hari,dan dikirim ke sebuah PH (itu sudah termasuk laporan dari segi kontinuitas, tim kamera dan suara). Call Sheet itu didistribusikan kepada para pemain dan juga kru yaitu berguna untuk memberitahukan kepada mereka kapan dan juga di mana untuk datang ataupun untuk Syuting berikutnya. Dan kemudian, Produser,Sutradara dan suatu kepala departemen lainnya, dan juga kadang-kadang para pemain itu biasanya dapat berkumpul untuk bisa menyaksikan hasil dari rekaman yang kemarin, yang biasa disebut dailies, dan me-review pekerjaan-pekerjaan mereka kemarin.
Pada akhir hari, Sutradara menyetujui jadwal syuting hari berikutnya dan laporan kemajuan setiap hari dikirim ke PH (termasuk laporan dari kontinuitas, suara, dan tim kamera). Call Sheet didistribusikan ke para pemain dan kru untuk memberitahukan mereka kapan dan di mana untuk datang untuk Syuting berikutnya. Kemudian,Sutradara, Produser, dan juga tentunya para kepala departemen lainnya itu, dan disini biasanya para pemain itu dapat untuk berkumpul yang bertujuan untuk menyaksikan hasil dari rekaman yang kemarin tentun ya, yang disebut dailies, dan me-review pekerjaan mereka yangg kemarin. Dan bila seluruh film ini sudah didapat, itu sudah menjadi kebiasaan daripada PH untuk selalu mengatur sebuah Wrap Party dan berterima kasih juga tentunya kepada kepada semua para pemain dan juga kepada kru berkat dari usaha mereka.
Tahap Pasca Produksi
Dalam tahap ini, video atau film dirakit atau bisa dibilang diedit oleh seorang editor video atau film. Penggunaan sebuah video modern dalam suatu proses pembuatan film itu biasanya telah menghasilkan dua buah varian dalam alur kerja: satu itu bisa menggunakan sepenuhnya dari film, dan yang lainnya juga biasa menggunakan campuran dalam film dan video.
Tahap Distribusi
Ini merupakan akhir tahap dalam pembuatan film, di mana suatu film ini dirilis ke dalam bioskop atau bisa juga untuk konsumen media seperti (VCD,DVD, VHS, Blu-ray) dan atau download langsung dari seorang penyedia. Film ini di-copy terlebih dahulu seperti halnya yang diperlukan untuk dapat didistribusikan ke bioskop. Poster,Press Kita,dan tidak lupa juga untuk diterbitkan ke media iklan lainnya dan serta film diiklankan dan sembari dipromosikan.
Distributor film ini biasanya itu merilis sebuah film dengan metode launching party,wawancara dengan pers ,release, pemutaran press preview, dan juga dalam pemutaran film festival. Kebanyakan dari suatu film itu memiliki situs web. Film ini yang akan tayang di bioskop yang dan DVD biasanya itu dirilis dalam jangka waktu kurang lebih beberapa bulan kemudian.Dalam Hak distribusi untuk suatu film dan DVD itu juga biasanya dijual untuk dapat didistribusikan di seluruh dunia dan tidak lupa Distributor itu berbagi keuntungan dengan sebuah PH.