Aceh Besar – Gampong Dayah Daboh, Kec. Montasik, Aceh Besar merupakan sebuah sentra kerajinan bordir motif yang sudah ada sejak tahun 1989. Seiring membaiknya pariwisata Provinsi Aceh khususnya setelah penanganan tsunami Aceh yang terus membaik.
Beragam kerajinan tas, dompet dan aksesoris dengan bordir motif khas Aceh, Kerawang Gayo, dan berbagai macam aneka kreasi dengan motif lainnya mudah ditemukan di Gampong Dayah ini. Desa kerajinan ini terletak sekitar 18 km dari pusat kota Banda Aceh atau sekitar tiga kilometer dari Tugu Pesawat Simpang Aneuk Galong, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar.
Foto Azhar Ilyas[/caption]
Ibu Ermawati, Warga Gampong Dayah Daboh dan juga mayoritas pengrajin, memanfaatkan rumah-rumah mereka sebagai tempat produksi sekaligus etalase produk hasil kerajinan untuk dijual ke konsumen.
Perjalanan kerajinan bordir motif khas Aceh ini mengalami pasang surut sejak tahun 1989. Pada saat krisis moneter memporak-porandakan ekonomi Indonesia, pasokan produksi macam macam kerajinan aceh di Gampong Dayah Daboh ini pun ikut terguncang. Apalagi saat Aceh diguncang tsunami, produksi kerajinan bordir ini berhenti menunggu kondisi menjadi lebih baik lagi. Setelah perlahan kehidupan membaik, usaha kerajinan motif bordir ini pun perlahan bangkit kembali.
Suka duka perjalanan kerajinan motif bordir ini perlahan membaik dengan dukungan berbagai pihak seperti pemerintah serta dewan kerajinan daerah Aceh. Bahkan Ibu Ermawati sempat mendapatkan bantuan dana untuk mengembangkan usaha kerajinannya tersebut. Pada saat ini kerajinan dari Gampong Dayah Daboh sudah mulai banyak pemesan, terutama dari sejumlah toko-toko di Banda Aceh.
Foto Azhar Ilyas[/caption]
Ditanya tentang impiannya ke depan, Ibu Ermawati berharap intensitas pembinaan yang berkelanjutan baik dalam hal pemasaran maupun produksi bagi para pengrajin di Banda Aceh dan Aceh Besar khususnya dan Provinsi Aceh pada umumnya. Ibu Erma juga mengharapkan barang-barang kerajinan daerah Aceh dapat berdaya menembus pasar internasional. Sehingga kita tak hanya bertindak sebagai penonton namun juga pemain di era Masyarakat ekonomi ASEAB ( MEA ) dewasa ini.