Pengertian Seni Lukis adalah salah satu cabang seni rupa dua dimensi yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Seni lukis merupakan aktivitas ekspresi yang menggambarkan keindahan dan ide penggambar pada permukaan datar seperti kanvas atau kertas.
Seni lukis memiliki unsur khas seperti corak, bahan, dan teknik dalam pengerjaannya. Pengertian seni lukis sangat beragam, namun pada umumnya dapat didefinisikan sebagai pengolahan media dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga dimensi dengan tujuan mendapatkan kesan tertentu.
Baca Juga : Mengenal Seni Kriya : Definisi, Sejarah, Fungsi, dan Jenis-jenisnya
Seni lukis juga termasuk dalam seni rupa dua dimensi yang terdiri dari unsur-unsur rupa seperti titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap-terang. Seni lukis dapat menggambarkan representasi alam seperti potret manusia, hewan, tumbuhan, pemandangan, atau bahkan gambar-gambar abstrak yang merupakan penyederhanaan bentuk alam.
Selain memiliki nilai estetika, seni lukis juga memiliki beberapa fungsi untuk masyarakat seperti fungsi religius, fungsi komersial, dan fungsi simbolis.
Pengertian Seni Lukis
Seni lukis adalah sebuah cabang dari seni rupa yang menciptakan karya-karya dua dimensi dengan menggunakan media kanvas atau permukaan datar lainnya. Media yang digunakan untuk seni lukis biasanya diisi dengan unsur-unsur garis dan warna yang dihasilkan dari cat atau pewarna, serta unsur gambar lainnya.
Hasil dari seni lukis dapat merepresentasikan objek dari alam seperti potret manusia, hewan, tumbuhan, atau pemandangan. Seni lukis juga dapat menghasilkan gambar-gambar abstrak yang merupakan penyederhanaan bentuk dari objek alam.
Baca juga : 9 Unsur Unsur Seni Rupa Beserta Fungsi, Prinsip & Contohnya
Terdapat berbagai definisi dari seni lukis, menurut Soedarso Sp, melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga dimensi dengan tujuan mendapatkan kesan tertentu. Soedarso Sp menambahkan bahwa seni juga erat kaitannya dengan pelibatan ekspresi, emosi, dan gagasan pencipta secara penuh. Pendapat lain datang dari W. Setya R dengan karyanya Aliran Seni Lukis Indonesia. Menurut W. Setya R, seni lukis adalah suatu aktivitas ekspresi dari pengalaman estetik manusia yang dituangkan dalam bidang dua dimensi dengan media rupa seperti garis, warna, bidang, tekstur, cahaya, dan ruang.
Seni lukis menjadi representasi pelukis untuk menuangkan emosi dan ekspresi jiwanya. Seni lukis tidak hanya sebuah karya seni yang memiliki nilai estetika, namun juga memiliki beberapa fungsi dalam masyarakat seperti fungsi religius, fungsi komersial, dan fungsi simbolis.
Pada dasarnya, seni lukis merupakan perkembangan dari menggambar, namun seni lukis memiliki corak atau gaya yang lebih rumit. Seni lukis menggunakan berbagai macam bahan dan teknik yang dapat membuatnya menjadi lebih beragam daripada menggambar pada umumnya. Seniman melukis dengan menggambarkan bentuk, warna, dan tekstur dalam karya mereka.
Baca juga : Seni lukis sketsa , sederhana namun memiliki nilai jual tinggi
Sejarah Seni Lukis
Sejarah seni lukis dimulai sejak zaman purba, ketika manusia purba melukis pada dinding gua dan batu. Kemudian, seni lukis berkembang di banyak budaya, seperti Mesir, Yunani, Roma, dan Cina. Selama Abad Pertengahan, gereja menjadi pelindung seni lukis dan karya seni lukis digunakan untuk menghiasi gereja dan katedral.
Pada abad ke-14, seni lukis mulai berkembang menjadi seni yang lebih independen dan digunakan untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari, alam, dan orang-orang. Seni lukis modern muncul pada abad ke-15 di Italia, sebagai salah satu bentuk seni rupa yang dihasilkan dari berkembangnya teknik melukis dan penggunaan cat minyak. Beberapa seniman terkenal yang menciptakan karya seni lukis ikonik adalah Leonardo da Vinci, Vincent van Gogh, dan Pablo Picasso.
Karya seni lukis terkenal seperti “Mona Lisa” oleh Leonardo da Vinci dan “The Starry Night” oleh Vincent van Gogh menjadi contoh seni lukis yang sangat dihargai hingga saat ini.
Fungsi dan Tujuan Seni Lukis
Secara umum, seni lukis memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi sosial dan fungsi individual.
- Fungsi Sosial
Fungsi sosial dari seni lukis dapat terlihat ketika karya seni dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Seorang seniman harus berhasil menunjukkan nilai sosial atau setidaknya dapat diterima oleh masyarakat agar dapat memiliki fungsi sosial. Ada empat sektor fungsi sosial yang diterima oleh masyarakat, yaitu:
a. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, seni lukis dapat menjadi media pembelajaran bagi anak-anak pra-sekolah, mulai dari prasekolah hingga taman kanak-kanak. Tujuan pengajaran seni lukis bagi anak-anak adalah untuk membangkitkan kreativitas dalam mengembangkan ide. Dalam pelajaran melukis pada pra-sekolah, anak-anak diharapkan dapat belajar untuk memperkuat ingatan mengenai warna dan bentuk.
b. Agama
Sebagai karya seni yang berasal dari ide dan ekspresi manusia, seni lukis dapat menjadi media dalam menuangkan rasa cinta kepada Tuhan. Seni lukis juga memiliki fungsi sosial dalam agama untuk menggambarkan kebesaran Tuhan. Misalnya, dalam agama Islam mengenal seni kaligrafi. Kaligrafi biasanya digunakan untuk mempercantik tampilan tempat ibadah dengan menggunakan firman Tuhan. Tidak hanya itu, dalam agama Hindu, banyak lukisan para dewa yang dilukis dengan tujuan untuk sembahyang dan mendoakan orang yang telah tiada.
c. Hiburan
Selain memiliki nilai pendidikan dan agama, seni lukis juga memiliki fungsi sosial sebagai penghibur. Dalam aspek hiburan, sebuah karya seni dapat memperlihatkan kesan yang menarik dan memberikan pengaruh kebahagiaan kepada masyarakat. Seni lukis pada umumnya akan digunakan sebagai dekorasi atau gambaran dalam suatu acara.
d. Kejelasan Isi
Seni lukis yang memenuhi aspek kejelasan isi artinya mampu memberikan dampak atau fungsi sosial. Kejelasan isi dari seni digunakan sebagai media untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, kemampuan menjelaskan isi menjadi keunggulan tersendiri dari seni lukis. Contoh karya seni lukis yang dapat memberikan kejelasan isi, seperti poster, reklame, hingga mural di sepanjang jalan. Meskipun seni lukis tersebut tidak terlalu mencolok, kejelasan isi membawa kesan dan makna yang mendalam bagi masyarakat.
- Fungsi Individual
Seni lukis yang dihasilkan dari ide, ekspresi, dan perasaan akan memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani seniman itu sendiri. Karya seni lukis dari seniman dapat diakui oleh orang lain atau penikmat seni dengan sejumlah uang. Meskipun penghargaan atas seni lukis di Indonesia belum sebesar antusiasme seni di Italia, Prancis, Amerika, dan negara maju lainnya, hal itu bukan menjadi hambatan untuk
Tujuan Seni Lukis
Seni lukis memiliki banyak tujuan yang berbeda, dari yang religius hingga estetis. Berikut adalah beberapa tujuan dari seni lukis yang biasa ditemui:
a. Tujuan Religius
Seorang seniman lukis dapat mengekspresikan nilai-nilai keagungan Tuhan yang Maha Esa, nenek moyang, leluhur atau dewa melalui lukisannya. Tujuan religius ini dapat dilihat pada lukisan gua-gua Leang di Maros, Sulawesi Selatan.
b. Tujuan Magis
Selain bertujuan religius, lukisan juga dapat memiliki nilai magis dan berisi mantra tertentu. Karya seni lukis ini bisa terlihat primitif dan memberikan kesan misterius bagi siapa saja yang melihatnya. Sebagai contoh, lukisan Bali yang menggambarkan sosok dewa penunggu kuil. Orang-orang Bali percaya bahwa lukisan tersebut memiliki daya tarik yang kuat terhadap tempat tersebut.
c. Tujuan Simbolis
Seorang seniman seni lukis dapat merepresentasikan cita-cita kehidupan seseorang melalui lukisannya. Cita-cita tersebut bisa tercermin melalui tokoh terpandang yang ada dalam lukisan. Contohnya dapat dilihat dari lukisan Pangeran Diponegoro yang sedang berdialog dengan Jenderal de Kock.
d. Tujuan Estetis
Seniman seni lukis dapat menampilkan tujuan estetis dengan menunjukkan keindahan dari pemandangan suatu daerah dalam lukisannya. Lukisan-lukisan dengan tujuan estetis dapat ditemukan di rumah, kantor, dan tempat umum. Lukisan tersebut biasanya menggambarkan air terjun, sungai, atau sawah di sebuah desa.
e. Tujuan Komersial
Lukisan dengan tujuan komersial biasanya lebih mengutamakan nilai ekonomi dalam setiap karyanya. Lukisan dengan pengerjaan cepat dan sederhana banyak ditemukan di tempat-tempat ramai, seperti jasa melukis wajah di jalanan.
f. Tujuan Ekspresi
Pada tujuan ekspresi, seniman hanya ingin meluapkan emosinya ke dalam sebuah karya, baik itu di kanvas, kertas, atau media lainnya. Tujuan ini biasanya dimiliki oleh seniman-seniman yang sedang dalam keadaan emosional dan membutuhkan wadah untuk berekspresi. Melukis dapat memberikan perasaan lega dan ringan sehingga dianggap mampu menjadi terapi kejiwaan di saat stress. Oleh karena itu, ciri khas dari lukisan ini hanya bisa dilihat dari penggunaan corak, warna, bentuk, dan media yang digunakan.
Dengan memiliki berbagai macam tujuan ini, seni lukis telah menjadi bagian penting dari kebudayaan dan sejarah Indonesia. Sebagai masyarakat yang melestarikan seni, kita dapat memperkaya wawasan kita dengan mempelajari makna dan tujuan dari seni lukis.
Unsur Seni Lukis
Unsur Seni Lukis merujuk pada unsur-unsur dasar yang digunakan dalam seni lukis untuk menciptakan sebuah karya seni. Unsur-unsur ini terdiri dari titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, nada gelap-terang, dan ruang.
Titik merupakan unsur paling sederhana dalam seni lukis. Garis terbentuk melalui goresan atau tarikan dari satu titik ke titik yang lain. Bidang merujuk pada permukaan yang datar, sedangkan bentuk adalah penggabungan unsur bidang. Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Tekstur mengacu pada permukaan suatu benda. Nada gelap-terang adalah penggambaran dengan menentukan sisi gelap dan terang secara tepat. Ruang terbentuk atas dua atau beberapa dinding yang berjarak.
Dalam seni lukis, unsur-unsur ini sering digunakan bersama-sama untuk menciptakan sebuah karya seni rupa yang menarik dan berkualitas. Para seniman menggunakan unsur-unsur ini dengan berbagai cara untuk menciptakan berbagai jenis karya seni, mulai dari gambar sketsa hingga lukisan penuh warna.
Elemen Seni Lukis
Seni lukis adalah sebuah karya seni yang penuh dengan elemen yang perlu dipertimbangkan dengan baik agar menghasilkan karya yang indah. Berikut ini adalah beberapa elemen seni lukis yang perlu dipahami:
- Komposisi
Komposisi adalah cara untuk menyusun unsur-unsur yang ada dalam suatu karya seni lukis seperti warna, garis, bidang, ruang, dan kontras. Dengan menyusun unsur-unsur tersebut dengan baik, maka akan menghasilkan bentuk yang indah dan harmonis.
- Keseimbangan
Keseimbangan merupakan cara untuk mengatur objek agar terlihat serasi saat dilihat oleh mata. Keseimbangan dapat dicapai dengan cara simetris atau asimetris. Keseimbangan simetris terjadi ketika dua objek digabungkan dan dibagi secara sama, sedangkan keseimbangan asimetris terjadi ketika unsur yang berbeda disatukan agar terlihat seimbang.
- Proporsi
Proporsi adalah perbandingan antara bentuk satu benda dengan benda lainnya. Hal ini tampak pada lukisan yang memiliki kepaduan dari unsur-unsurnya. Proporsi yang tepat akan menghasilkan karya seni yang harmonis dan menyenangkan dipandang.
- Irama
Irama adalah kesan gerakan yang dihasilkan oleh garis, warna, bentuk, gerakan, dan tekstur secara berulang. Irama yang baik akan memberikan kesan yang hidup dan dinamis pada karya seni lukis.
- Kesatuan
Kesatuan adalah hasil dari perpaduan unsur-unsur dari berbagai elemen yang ada. Unsur-unsur yang saling berhubungan kemudian melengkapi satu sama lain, sehingga menghasilkan karya seni yang terlihat seimbang dan harmonis.
- Aksen
Aksen adalah unsur pembeda yang membuat sebuah karya seni lukis menjadi menarik. Aksen berguna untuk menghindari kesan monoton dan membosankan pada sebuah karya seni lukis.
Gaya & Aliran Seni Lukis
Setiap lukisan memiliki ciri khas, tema, dan teknik masing-masing yang disebut gaya atau aliran. Ada tiga pengelompokan gaya dan aliran karya seni, yaitu representatif, deformatif, dan nonrepresentatif.
Gaya seni lukis tradisional bersifat turun-temurun dan dibedakan menjadi dua, yaitu primitif dan klasik. Gaya seni lukis primitif memiliki ciri-ciri sederhana dari segi bentuk atau warnanya, contohnya karya seni lukis Suku Asmat di Papua. Sedangkan gaya seni lukis klasik terjadi pada masa Hindu-Buddha di Indonesia dan karya seninya mengalami perubahan dari sederhana menjadi rumit dan ornamental, seperti terlihat pada bentuk bangunan Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Gaya seni lukis modern adalah corak yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaharuan. Aliran seni lukis modern dibagi menjadi tiga, yaitu
1. Representatif
Gaya representatif menggunakan kenyataan alam atau kehidupan manusia dalam masyarakat. Gaya ini terbagi dalam tiga kategori: naturalisme, realisme, dan romantisme.
a. Aliran Naturalisme
Aliran naturalis banyak menggambarkan keadaan alam secara akurat dan realistis. Aliran ini membutuhkan ketelitian yang tinggi dan kemampuan teknis yang baik. Tokoh aliran naturalisme antara lain :
Jean-Francois Millet, Jean-Baptiste-Camille Corot, atau Gustave Courbet
b. Aliran Realisme
Aliran realisme menampilkan subjek atau objek yang dilukis sesuai dengan kenyataan sehari-hari, tanpa adanya dramatisasi. Tokoh aliran realisme antara lain :
Honore Daumier, Gustave Courbet, atau Jean-Francois Millet.
c. Romantisisme
Aliran romantisisme mengungkapkan hal yang masih representatif namun dengan cara yang dramatis. Aliran ini digunakan untuk menunjukkan peristiwa dahsyat atau kejadian penting dalam sejarah dengan dramatis. Tokoh aliran romantisisme adalah
Eugene Delacroix, Francisco de Goya, atau William Blake.
2. Deformatif
Gaya deformatif mengubah bentuk asli dari objek atau subjek yang dilukis untuk menghasilkan bentuk baru namun tidak meninggalkan bentuk dasar aslinya. Aliran seni rupa yang termasuk dalam gaya deformatif yaitu impresionisme, surealisme, kubisme, dan ekspresionisme.
a. Impresionisme
Impresionisme menonjolkan kesan atau perasaan daripada kenyataan itu sendiri. Aliran ini bertujuan hanya menggambarkan kesan sederhana dari apa yang dilukiskan.
b. Surealisme
Surealisme mengutamakan sesuatu yang tidak nyata dan non-rasional dalam citra manusia. Aliran ini biasanya menggambarkan manusia yang melayang atau bahkan manusia setengah hewan.
c. Kubisme
Kubisme mengutamakan bentuk geometris seperti segi empat atau objek geometris lainnya yang disusun ulang menjadi sebuah karya seni lukisan.
3. Nonrepresentatif
Gaya nonrepresentatif tidak merepresentasikan atau tidak menggambarkan sesuatu. Bentuk dasar dari gaya ini bertujuan untuk meninggalkan bentuk asli dari subjek atau objek. Nonrepresentatif tidak ditujukan untuk meniru alam. Lukisan ini lahir dari bentuk-bentuk geometris sederhana, banyak garis, atau hanya blok-blok warna yang terbebaskan dari bentuk alam. Aliran-aliran nonrepresentatif antara lain abstrak ekspresionisme dan formalisme.
a. Abstrak Ekspresionisme
Abstrak Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang memiliki dasar pada ekspresi spontan untuk menciptakan karya seni abstrak. Para pelukis Abstrak Ekspresionisme cenderung menggunakan cat secara langsung pada kanvas dan menggunakan benda-benda selain kuas untuk mengecat. Aliran ini menekankan pada kebebasan berekspresi karena tidak memiliki aturan yang kaku. Beberapa tokoh Abstrak Ekspresionisme yang terkenal diantaranya adalah Jackson Pollock, Willem de Kooning, Mark Rothko, Helen Frankenthaler, dan Clyfford Still.
b. Formalisme
Formalisme adalah aliran seni rupa yang sebenarnya sederhana karena hanya menggunakan bentuk-bentuk geometris dasar seperti segi empat, persegi panjang, segitiga, atau garis. Namun, aliran formalisme membutuhkan keahlian khusus agar dapat menciptakan keindahan. Beberapa tokoh formalisme yang terkenal diantaranya adalah Jasper Johns dan James McNeill Whistler.
Jenis-jenis Seni Lukis
Jenis-jenis Seni Lukis dan Keunikan Masing-Masing
Seni lukis memiliki beragam jenis yang dibedakan berdasarkan media dan teknik yang digunakan. Berikut adalah beberapa jenis seni lukis beserta keunikan yang dimilikinya.
- Akrilik Seni lukis akrilik menggunakan cat akrilik yang dicampur dengan air. Kelebihan dari seni lukis akrilik adalah cepat kering dan tahan air. Selain itu, seni lukis akrilik juga cocok digunakan pada permukaan yang beragam seperti kanvas dan kayu.
- Minyak Seni lukis minyak menggunakan pigmen minyak yang dicampur dengan pelarut seperti terpentin atau minyak jarak. Kelebihan dari seni lukis minyak adalah warna yang tahan lama dan fleksibilitas untuk membuat efek tekstur yang berbeda pada permukaan lukisan.
- Air Seni lukis air menggunakan cat air yang dicampur dengan air. Kelebihan dari seni lukis air adalah cepat kering, mudah dibersihkan, dan mudah diaplikasikan pada permukaan yang datar.
- Gouache Seni lukis gouache menggunakan cat gouache yang mirip dengan cat air, tetapi lebih pekat dan tebal. Kelebihan dari seni lukis gouache adalah mudah diaplikasikan dan dapat digunakan pada permukaan kertas, kanvas, dan kayu.
- Tempera Seni lukis tempera menggunakan pigmen yang dicampur dengan kuning telur atau air liur binatang sebagai pengikat. Kelebihan dari seni lukis tempera adalah warna yang tahan lama dan menghasilkan efek warna yang cerah dan tajam pada permukaan lukisan.
- Batik Seni lukis batik menggunakan teknik membuat pola pada kain dengan membatik atau mengecat lilin pada bagian yang diinginkan. Keunikan dari seni lukis batik adalah dapat menghasilkan karya seni yang berbeda-beda meskipun menggunakan teknik yang sama.
- Kaligrafi Seni lukis kaligrafi menggunakan tulisan tangan yang indah sebagai unsur utama dalam karya seni lukis. Keunikan dari seni lukis kaligrafi adalah dalam penggunaan huruf dan tulisan yang diolah menjadi bentuk dan gambar yang indah.
Setiap jenis seni lukis memiliki keunikan tersendiri dalam teknik dan media yang digunakan. Oleh karena itu, seni lukis tidak hanya sebagai hobi semata, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi diri yang dapat menghasilkan karya seni yang indah dan unik.
FAQs (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
- Apa bedanya seni lukis dengan seni gambar? Seni lukis adalah salah satu bentuk seni gambar, tetapi karya seni lukis biasanya dilukis pada permukaan datar seperti kanvas atau kertas. Sedangkan seni gambar dapat dibuat pada berbagai permukaan, termasuk permukaan tiga dimensi seperti patung atau relief.
- Apa yang dibutuhkan untuk menjadi seniman lukis yang baik? Untuk menjadi seniman lukis yang baik, seseorang harus memiliki kemampuan mengamati dan memperhatikan detail, kreativitas dalam mengolah ide dan gagasan, serta ketekunan dan ketelitian dalam melukis.
- Apa saja yang dapat dipelajari dalam kursus seni lukis? Dalam kursus seni lukis, seseorang dapat mempelajari teknik melukis dengan berbagai media, seperti akrilik, minyak, atau air. Selain itu, seseorang juga dapat belajar menggambar, mengatur komposisi, dan mengenal berbagai jenis karya seni lukis.
Kesimpulan
Pengertian seni lukis adalah seni yang menggambarkan keindahan dan ekspresi dalam bentuk gambar pada permukaan datar seperti kanvas atau kertas. Seni lukis telah berkembang sejak masa prasejarah dan memiliki banyak jenis berdasarkan media yang digunakan dan teknik yang diterapkan. Karya seni lukis memiliki nilai estetika dan sejarah yang tinggi serta masih relevan pada masa kini. Dengan mengenal pengertian seni lukis dan jenis-jenisnya, kita dapat lebih mengapresiasi karya seni lukis dan memperkaya pengetahuan dalam bidang seni.
Comments 2