YOGYAKARTA – Sebanyak 500 topeng dipamerkan di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta. Pameran bertajuk ‘the power of topeng’ itu digelar mulai hari ini, Jumat (20/11/2015) hingga Minggu, 29 November 2015 nanti.
Beragam topeng itu dari berbagai seniman di nusantara pada masanya. Museum Sonobudoyo sendiri mengeluarkan 90 koleksi topeng kuno, termasuk peninggalan HB VII. Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono, mengatakan pameran ini salah satu upaya untuk kembali mengenalkan beragam topeng pada masyarakat, khususnya generasi muda, baik pelajar maupun mahasiswa.
”Melalui pameran ini, diharapkan bisa mendorong kecintaan pada topeng yang nantinya berimbas pada perajin topeng,” katanya, Jumat (20/11/2015). Masyarakat, kata Umar, bisa melihat langsung beragam topeng. Dia memberi contoh Topeng Panji yang populer pada masa kerajaan Majapahit. Topeng itu bercerita tentang perjalanan pencarian cinta yang penuh penyamaran dan petualangan masa silam. Topeng lainnya, kata dia, seperti Topeng Ramayana yang berkembang masa kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia. Beragam topeng dipamerkan dalam bingkai yang menarik sehingga pengunjung akan paham cerita historis pada topeng.
Topeng koleksi Keraton Yogyakarta, juga ada sebagian yang turut dipinjamkan untuk dipamerkan. Topeng itu dibuat pada masa Hamengkubuwono VII. Kemudian, topeng pada jaman Kerajaan Majapahit dan Topeng Cirebonan, juga dipajang dalam pameran ini.
Kurator Pameran, Ons Untoro menyampaikan, pameran topeng di Indonesia memiliki sejarah panjang yang harua dilihat utuh, tidak boleh hanya sepotong. Sebab, topeng tidak hanya sekedar penutup muka atau sebagai karya seni, melainkan memiliki nilai religi. Ada juga topeng yang biasa digunakan untuk keperluan upacara ritual. “Topeng memiliki corak atau gaya yang berbeda-beda, dan sifatnya tidak tunggal. Ada topeng Panji, ada topeng mengambil kisah Mahabarata, Ramayana atau ada topeng Cirebonan dan masih banyak lainnya,” jelasnya.
Kurator pameran topeng lainnya, I Wayan Dana menambahkan, dalam kebudayaan di Indonesia, fungsi topeng dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu fungsi ritual keagamaan dan fungsi kesenian. Kedua fungsi itu saling mendukung satu dengan yang lainnya, sehingga mengukuhkan eksistensi topeng dalam budaya Indonesia.
Pameran ini diharapkan menambah jumlah pengunjung ke museum yang terletak di utara jalan Alun-alun Utara Yogyakarta ini. Apalagi dalam pameran ini juga diajarkan cara membuat topeng maupun sejarah topeng di Indonesia.
source: sidonews