Pada setiap kendaraan rem merupakan bagian dari kendaraan yang sangatlah penting selain untuk peforma juga keselamatan dari rider, tidak heran berbagai paten teknologi dan perangkat terus dikembangkan oleh berbagai pengembang otomotif.
Berbicara soal teknologi rem pada motor terdapat satu jenis rem khusus digunakan pada MotoGP dan menjadi banyak digunakan oleh motor balap terutama pada MotoGP.
Sama hal nya dengan motor balap lainnya, motor MotoGP ini biasa menggunakan 2 jenis rem berdasarkan letaknya yaitu rem bagian depan dan rem belakang. Dari kedua jenis rem ini diperuntukan berbeda oleh para pengendara biasanya mereka memakai rem depan untuk mengurangi laju dari kendaraan saat akan memasuki tikungan.
Penggunaan rem depan ini akan di tujukan oleh para rider untuk melakukan teknik pengereman yang disebut late braking saat akan menyalip pembalap lain di depan nya. Sedangkan rem belakang biasa berguna untuk menunjang kemampuan pengereman dan menjaga kestabilan motor oleh para pembalap.
Pengendara juga menggunakan rem belakang untuk menimbulkan sliding dimana ini berguna untuk mempertahankan RPM motor agar tidak sampai drop. Letak Rear Brake ini berada pada bagian kanan bawah Fairing motor, atau lebih tepat di depan Footpeg.
Para pengendara bisa dengan mudah menekan rem ini jika di perlukan. Namun kini seiring perkembangan teknologi Rear Brake yang konvensional kemudian menjadi berkembang dan memunculkan suatu inovasi baru yang di sebut Rear Thumb Brake.
Rear Thumb Brake merupakan pengembangan dari rem belakang yang posisi tuasnya di pindah pada bagian kiri Handelbar, berdekatan dengan kopling. rem ini berupa tuas yang akan berfungsi jika pengendara menekan menggunakan jari jempol.
Awal Mula Sejarah Terciptanya Rear Thumb Brake
Pada Awal terciptanya karena suatu kecelakaan ketika grandprik jepang sirkuit Suzuka pada 18 April 1993, ini bermula ketika salah satu pembalap bernama Mick Doohan mengalami insiden kecelakaan yang menyebabkan cedera kaki yang sangat serius pada Grand Prix Assen.
Dari kecelakaan tersebut ia selama 3 bulan harus menggunakan alat penahan yang membungkus kaki bagian kanannya.
Alat penahan ini terbuat dari bahan Fiber Karbon dengan bentuk lingkaran yang di hubungkan dengan sabuk dan pin yg berguna untuk menarik kaki Doohan agar tetap lurus.
Ini menjadi sangat masalah karena posisi rem belakang hanya bisa di tekan menggunakan kaki kanan pembalap. Dari kasus ini team mereka Lalu mengembangkan rem untuk memudahkan dengan cara memindah posisi Rear Brake agar bisa di tekan menggunakan jari tangan.
Baca juga : Cara Kerja Rem Cakram Pada Sistem Kendaraan
Perkembangan Rear Thumb Brake Pad MotoGP
Namun setelahnya sistem rem ini lama tidak digunakan lagi sejak kemunculan pertamanya, namun pabrikan otomotif motor honda mulai kembali mencoba mengembangkan jenis thumb brake ini pada hari ke 3 private test Brno , Dan pengendara yang menguji sistem rem ini adalah Marques dan pedrosa untuk menguji apakah cukup signifikan pengaruhnya saat balapan.
Di Ikuti Oleh Berbagai Pabrikan Lain
Setelahnya pabrikan otomotif Yamaha & Ducati turut Ikut Coba menggunakan Rear Thumb Brake ini pada even GP Phillip Island tahun 2014 silam motor salah satu pembalap Lorenzo mulai memakai jenis rem Rear Thumb Brake.
Even ini di coba karena Karakter dari sirkuit Phillip Island yang tergolong jenis Fast Track sehingga sangat cocok untuk menguji penggunaan Rear Thumb Brake.
Baca juga : Cara Kerja Transmisi Manual Pada Kendaraan
Pada musim-musim berikutnya lagi-lagi Team Yamaha memasang kembali Rear Thumb Brake ketika menjalani Winter Test 2 pada sirkuit Sepang tahun 2015 . Pembalap Lorenzo ingin mengetahui performa Rear Thumb Brake dan dia membutuhkannya untuk digunakan pada beberapa tikungan ke kanan yang sulit dilakukan untuk menekan rem belakang dengan kaki.
Pembalap seperti Andrea Dovizioso turut mengatakan bahwa Rear Thumb Brake sangat terbantu saat telapak sepatu menginjak Footpeg sebelum menikung dan dapat mengurangi kecepatan ketika berada di tikungan.
Hingga kini Penggunaan Rear Thumb Brake telah beralih fungsi dari yang awalnya hanya untuk memudahkan pembalap Mick Doohan karena kecelakaan dan cedera kaki, kini menjadi favorit pembalap untuk menunjang mereka agar bisa tetap menekan rem belakang saat memasuki tikungan ke kanan.
Danilo Petrucci salah satu pembalap pernah menjelaskan bagaimana pentingnya Rear Thumb Brake dan cara mengoperasikannya.
Penggunaan jenis rem thumb Brake ini di sukai para rider terutama yang berpostur badan tinggi ini di karenakan biasanya para rider akan kesulitan menjangkau tuas rembelakang dengan kakinya saat melakukan cornering
Pada kondisi melakukan cornering, ujung kaki pengendara tidak mampu menjangkau tuas rem belakang karena berada di Footpeg. Kemudian ketika mereka sudah di sisi dalam tikungan, kaki akan kembali pada posisi lurus dengan posisi telapak kaki bergeser ke atas sehingga dalam kondisi ini hanya area depan kaki yang menapak di Footpeg.
Sehingga Saat itu rem belakang juga tidak dapat di injak dengan mudah oleh para pengendara, ini tentu sangat menyulitkan dan bisa mengurangi peforma mereka dalam berkendara.
Oleh sebab itu Rear Thumb Brake akhirnya di pilih sebagai solusi untuk mengatasi sulitnya menekan tuas rem saat menikung.
Penggunaan Thumb Brake Untuk Motor Umum
MotoGP yang menjadi kiblat teknologi dan juga modifikasi motor oleh para khalayak umum tentu penggunaan teknologi pada motoGP menjadikan nya diminati pula oleh masyarakat umum. Tidak terkecuali untuk jenis parts rem thumb brake ini.
Sekarang sudah ada vendor penyedia perlengkapan racing yang telah membuat satu set thumb brake. Dari master rem, tuas hingga selang rem sudah disediakan. Namun, ketika artikel ini dibuat kami belum menemukan ada produsen lokal .Rata-rata produsen luar negeri (biasanya Eropa) .
Thumb brake ini juga bisa digunakan dan di terapkan untuk motor harian, motorcross, mapun motor untuk melakukan freestyle. Dikarenakan pengendara tidak perlu repot saat hendak menggunakan rem belakang. Jadi serasa menggunakan rem pada motor matic Hanya saja kebanyakan hanya untuk jenis kendaraan moge yang mempunyai diameter shock depan yang besar.
Comments 1