Setiap hari jum’at kita berinfaq dimasjid dengan harapan itu menjadi amal jariah bagi kita, bahkan kita juga terkadang berinfaq untuk orang tua kita yang sudah meninggal dunia.
Hal ini memang bagus dan amat dianjurkan,,,
Tapi ada beberapa kekeliruan yang terjadi seputar infaq yang kita lakukan tersebut.
Sebelum saya uraikan kekeliruan tersebut, sebaiknya kita pahami dulu apa pengertian amal jariah yang sebenarnya.
Pengertian amal jariah
Amal jariah berasal dari dua kata yaitu amal yang berarti perbuatan dan jariah yang berarti terus-menerus atau tidak terputus.
Amal jariah adalah sebuah amal atau perbuatan baik yang dikerjakan dan mendapatkan pahala meskipun pelakunya sudah meninggal dunia.
Singkatnya,,, amal jariah adalah amal perbuatan yang pahalanya mengalir terus-menerus.
Lantas apa saja amal tersebut?…
- Anak yang sholeh
- Ilmu yang bermanfaat
- Sedekah jariah
Anak yang sholeh
Mendidik anak bukan perkara yang mudah, dan seorang anak tidak akan jadi sholeh tanpa didikan yang benar dari orang tuanya.
Orang tua bisa saja mendapatkan pahala jariah dari anaknya, tapi orang tua juga bisa saja mendapatkan dosa jariah dari anaknya.
Tau kenapa?…
Karena seorang anak terlahir putih dan bersih, jika sudah besar ia menjadi hitam, berbuat kezoliman dan mengabaikan perintah agama. Lantas siapa membuatnya jadi demikian?…
Jawabannya adalah orang tua.
Baik atau buruknya seorang anak bergantung pada didikan dari orang tuanya.
- Rezeki yang dicari halal atau tidak.
- Yang dilihat anak baik atau tidak.
- Yang didengar anak baik atau tidak.
- Ketika anak salah, ditegur atau tidak.
- Anak diajarkan ilmu agama atau tidak.
- Anak dibiasakan ibadah dari kecil atau tidak.
- Anak diberi kasih sayang atau tidak.
- Anak diperhatikan atau tidak. Dan seterusnya.
Orang tua yang meninggal dunia, ia meninggalkan seorang anak, selagi hidupnya ia mengajarkan ilmu-ilmu agama pada anaknya dan ketika besar anak tersebut menjadi orang yang sholeh.
Maka orang tua tersebut akan mendapatkan limpahan yang tiada batas karena perbuatannya mendidik anaknya hingga ia menjadi orang sholeh.
Setiap perbuatan baik anaknya, orang tua yang sudah meninggal dunia juga mendapatkan bagian pahala dari perbuatan anaknya tersebut.
Dan apabila perbuatan baik tersebut mengalir hingga anak cucu, maka sungguh beruntung orang tua yang semacam ini.
Bukan hanya anak yang jadi orang sholeh, tapi cucunya juga menjadi orang sholeh, dan terus-menerus hingga keturunan diakhir zaman.
Tapi juga sebaliknya, orang tua yang keliru dalam mendidik anaknya, mengajarkan cara mencari rezeki tapi tidak diiringi dengan ilmu agama maka ia akan tumbuh dewasa dengan mengutamakan harta dari pada agama.
Maka setiap perbuatan salah yang dikerjakan anak tersebut yang berasal dari didikan orang tuanya, orang tua si anak tersebut akan mendapatkan ganjaran dosa meski sudah meninggal dunia.
Ilmu yang bermanfaat
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mengarahkan kita kepada kehidupan yang lebih baik, baik kehidupan dunia maupun akhirat.
Segala sesuatu dalam kehidupan kita sudah diatur dalam Islam, dari mulai hal terkecil hingga hal terbesar sekalipun.
Dan ilmu-ilmu yang bermanfaat pada dasarnya adalah ilmu agama, dan ilmu agama mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Misalnya saja kita mengajarkan agar tidak nyogok dalam mencari kerja, itu juga termasuk dalam ilmu agama.
Jika kita mengajarkan ilmu agama pada orang lain dan orang tersebut mengamalkannya dengan tulus maka kita akan mendapatkan bagian pahala dari amal yang diperbuat oleh orang tersebut.
Bahkan pahala tersebut akan mengalir meskipun kita sudah meninggal dunia.
Tapi begitu sebaliknya, jika kita mengajarkan ilmu yang salah pada orang lain, dan orang tersebut mengamalkannya maka kita akan mendapatkan bagian dosa karena sudah mengajarkan ilmu yang sesat. Dan dosa akan terus mengalir selama apa yang kita ajarkan masih dikerjakan oleh orang lain.
Tapi perlu kita ketahui, memberikan ilmu yang bermanfaat tidak selamanya harus mengajarkan ilmu kepada orang lain.
Mendirikan majelis ilmu agama juga termasuk didalam amal jariah jenis ini.
Memang kita tidak mengajarkan ilmu kepada orang lain, tapi dengan sebab kita mengadakan majelis ilmu maka orang belajar di majelis tersebut sehingga ia paham dan mengamalkan apa yang diajarkan dimajelis ilmu tersebut.
Baca juga :
- Perbaikilah 19 Kesalahan Dalam Sholat Yang Sering Kita Lakukan
- Berhati-hatilah 6 Perkara Perusak Amal Ibadah
- Perlindungan Allah!… 7 Golongan Yang Mendapatkan Naungan Allah
Sedekah jariah
Sedekah jariah adalah sedekah yang dikeluarkan untuk kepentingan agama dan hasil dari sedekah tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Misalnya saja sedekah atau infaq untuk membangun masjid, selama masjid masih digunakan untuk tempat ibadah maka kita dan setiap orang yang berinfaq akan mendapatkan pahala yang besar meskipun kita sudah meninggal dunia.
Orang yang bersedekah buku agama, selama buku tersebut masih membawa manfaat dan dibaca oleh orang lain maka orang yang bersedekah akan terus mendapatkan pahalanya meskipun ia sudah meninggal dunia.
Mendirikan sekolah agama, selama sekolah tersebut masih digunakan untuk memberikan ilmu kepada siswanya maka orang yang membangun sekolah tersebut akan mendapatkan pahala yang besar meskipun ia sudah meninggal dunia.
Singkatnya,,,, sedekah jariah adalah sedekah yang dapat memberikan manfaat dalam jangka waktu yang panjang sehingga orang yang bersedekah dapat menikmati pahalanya dari sedekahnya dalam waktu yang panjang jua.
Kebanyakan orang mengimplementasikan sedekah jariah dalam bentuk infaq dan sedekah untuk pembangunan seperti pembangunan masjid dan mushola.
Tapi,,, ternyata pembangunan jalan juga termasuk dalam amal jariah selama jalan tersebut digunakan untuk kebaikan. Misalnya saja pembangunan jalan untuk menuju masjid, pembangunan jalan umum untuk mempermudah kegiatan banyak orang dan pembangunan lainnya.
Tapi… Jika pembangunan yang bersifat maksiat seperti membantu pembangunan kafe-kafe yang didalamnya terdapat perbuatan dosa maka setiap orang yang berinfaq dalam pemabangunan tersebut akan mendapatkan dosa jariah (dosa berkepanjangan).
Silahkan klik DISINI untuk melihat video tentang sedekah jariah.
Contoh amal jariah
3 amal jariah yang dijelaskan diatas bukan merujuk pada perbuatan, melainkan pada jenis perbuatan.
Amal jariah ada 3 jenis dan perbuatan amal jariah ada banyak. Contohnya:
- Berinfaq jum’at
- Berinfaq untuk pembangunan masjid, mushila, membangun sekolah.
- Berinfaq untuk pembangunan jalan.
- Bersedekah buku agama atau membagikan buku agama.
- Mendirikan pengajian agama.
- Ceramah agama.
- Berinfaq dan bersedekah sumur bor.
- Mendidik anak agar menjadi orang sholeh.
- Memberi nasehat yang baik.
- Mengajak orang lain ngaji.
- Mengajak berbuat baik. Dan lain sebagainya.
Masalah dalam amal jariah
Sampai disini kita sudah memahami tentang amal jariah yang sebenarnya, tapi jika kita amati disekeliling kita maka kita akan melihat kenyataan bahwa kita sering keliru dalam mengartikan amal jariah.
Ada banyak masalah yang terjadi seputar amal jariah yang kita lakukan. Apa masalahnya?…
Kita fokus pada amal jariah yang ketiga yaitu sedekah jariah tapi lalai dan mengabaikan amal jariah yang lain.
Kita berinfaq untuk membangung masjid tapi kita tidak mendidik anak agar menjadi orang yang sholeh.
Kita bersedekah untuk membuat mushola yang bagus tapi kita tidak menghidupkan paham-paham agama disekeliling kita.
Akibatnya?…
Masjid terbangun megah, mushola dimana-mana tapi sepi dari hidayah. Masjid besar tapi tidak ada jamaah yang mengisinya, mushola banyak tapi tidak ada yang memakmurkannya.
Jika kita perhatikan, berapa banyak orang yang mengisi masjid?…
Berapa banyak orang yang mengisi mushola?…
Bagaimana suara adzan berkumandang?…
Siapa yang jadi imamnya?…
Bagaimana bacaan imamnya?… Dan seterusnya…
Semua itu adalah masalah yang sedang kita hadapi karena kita hanya fokus pada berinfaq dan bersedekah saja.
Padahal kita juga harus mendidik anak kita agar menjadi orang sholeh, bukan orang kaya.
Kita harus membagikan ilmu agama kepada anak dan orang-orang disekitar kita, bukan cuma membagikan harta benda saja.
Kesimpulan
Amal jariah adalah amal yang dikerjakan dan mendatangkan pahalan secara terus-menerus.
Dan amal jariah tidak terpaku hanya pada 3 jenis saja, melainkan ada banyak perbuatan yang merujuk pada 3 jenis amal jariah sebagaimana yang dijelaskan diatas.
Dan sekarang ini, kita menghadapi masalah yang cukup serius dalam beramal jariah.
Mushola dan masjid berhasil kita bangun tapi anak kita tidak mengisi mushola dan masjid tersebut.
Mushola dan masjid sudah megah dan mewah tapi masih sangat sepi dari nilai-nilai dan ilmu agama.
Masih banyak orang yang disekitar kita belum memahami agama islam yang sebenarnya, banyak orang yang melanggar hukum islam itu sendiri. Karena apa?…
Kelalaian kita dalam beramal jariah membuat ketimpangan agama yang sangat signifikan, kita hanya fokus membangun masjid dan mushola tapi tidak membangun mental orang yang akan mengisi masjid dan mushola tersebut.
Padahal yang penting itu bukan masjid bagus atau tidak, tapi banyak orang yang mengisinya atau tidak. Dan yang mengisinya orang yang paham agama atau tidak.
Sebagai orang yang hendak memperoleh amal jariah, marilah kita memperhatikan amal jariah yang lain, kita perbaiki apa yang menjadi kekeliruan kita semua.
Marilah kita mendidik anak kita agar menjadi orang yang sholeh, agar mereka senantiasa mengisi masjid dan mushola yang sudah kita bangun.
Marilah kita menghidupkan paham-paham agama di keluarga kita, dilingkungan kita, dimasyarakat kita agar kampung dan desa kita dilimpahi kenikmatan dan keberkahan dari Allah SWT.
Semoga saja artikel ini bermanfaat bagi seluruh para pembaca dan membuka wawasan terhadap kesalahan kita dalam mengartikan amal jariah.
Terima kasih atas kunjungannya dan salam pelajar.
Baca juga :