Kerajinan Kaca adalah salah satu ornamen yang pasti terdapat di setiap bangunan, baik bangunan dengan peruntukan bisnis, tinggal hingga sosial dan edukasi. Dengan banyaknya penggunaan kaca tersebut, tentu akan muncul suatu pergeseran dimana kemudian kaca tersebut di jadkan sebagai dekorasi ,dengan tampilan yang lebih cantik, ketimbang sekedar di gunakan sisi fungsionalnya semata.
Diantara Kerajinan Kaca tersebut bisa di temukan kerajinan patri di berbagai penjuru negeri. Bahkan di area yang bukan di kenal sebagai penghasil kerajinan kaca seperti di kabupaten Berau. Seni pembuatan kaca patri yang masih jarang ditemui di Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau – buatan seorang pria bernama lengkap Sutanto di Berau, kelahiran Palembang, Sumatra Selatan.
contoh kaca patri[/caption]
Berbekal pengalaman selama 5 tahun saat menjadi karyawan di salah satu tempat pembuatan kaca patri di Balikpapan, tangannya mulai terlatih untuk membuat kaca-kaca indah tersebut. Pemekaran daerah serta perkembangan Kabupaten Berau yang cukup pesat sekitar tahun 2009, didukung dengan keberadaan Kerajinan Kaca Patri yang masih cukup jarang ditemukan semakin mendorong semangat pria berdarah Jawa ini, untuk membuka lahan bisnis yang dianggap cukup menguntungkan.
Namun, tak semudah yang dibayangkan, beberapa proses harus dilakukan demi menciptakan sebuah tampilan kaca patri yang menawan. Pria kelahiran 27 Februari 1982 silam ini pun tak keberatan berbagi pengalaman seputar proses pembuatan kaca hias tersebut.
Beberapa langkah yang harus benar-benar diperhatikan dalam membuat kaca patri menurutnya adalah, Pertama, menentukan pola keinginan para pemesan. Banyak pola yang dapat dibentuk oleh bapak beranak satu tersebut, di antara pola yang paling sederhana misalnya desain motif bunga.
Setelah mendapatkan pola yang diinginkan, kemudian proses selanjutnya adalah memotong kaca mengikuti pola yang telah dibentuk. “Untuk proses pemotongannya ini kita menggunakan alat pemotong kaca yang khusus, karena memang harus rapi, tidak bisa sembarangan potong. Setelah itu potongannya harus dirakit lagi. Mengikuti pola yang sudah ditentukan,” sambungnya.
pembuatan kaca patri[/caption]
Lebih lanjut, Sutanto menjelaskan bahwa Kaca Patri memiliki beberapa jenis dengan kualitas dan harga yang berbeda-beda. “Kalau patri itu ada 3 jenis yang biasa saya kerjakan, jenis kuningan dan monel harganya sekitar Rp 3,3 juta per meter persegi, kalau jenis timah Rp 2,7 jutaan,” jelasnya.
Selain Kaca Patri, ia juga menekuni pembuatan kaca gravir, bevel, prasasti, dan kusen aluminium. Katanya, proses pembuatan kaca gravir lebih mudah dibanding kaca patri yang berlapis hingga 3 kaca. “Kalau gravir itu lebih mudah daripada patri, karena gravir cuma satu lapisan saja. Sedangkan patri harus dilapis 3, supaya keindahannya itu lebih dapat,” kata Sutanto sembari memperlihatkan jenis kaca gravir buatannya.
Omzet yang diraup oleh Sutanto dari Kerajinan Kaca Patri bisa mencapai Rp 30 juta per bulan. Penghasilan yang cukup besar bagi seorang perantau yang bertujuan membuka lahan bisnis di tanah kelahiran orang lain.
[xyz-ihs snippet=”Kerajinan-Indonesia”]