Anyaman Tikar Pandan Serasan Kabupaten Natuna di kepulauan Riau memiliki sebuah kecamatan yang bernama Serasan. Sebuah wilayah dengan kondisi geografis yang di kelilingi oleh lautan luas membuat wilayah ini potensial menjadi objek wisata karena adanya pantai – pantai yang indah dan alami.
Keindahan alam dan kearifan lokal Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, saling berpadu menjadi daya tarik yang tak kalah memukau. Terletak di wilayah yang dikelilingi oleh lautan luas, Kecamatan Serasan menjadi destinasi wisata potensial dengan pesona pantai-pantai indah dan alami.
Selain kekayaan alam, Kecamatan Serasan juga menyimpan kekayaan budaya dan seni yang menarik. Salah satu kearifan lokal yang mencolok adalah kerajinan anyaman tangan dari daun pandan khas Pulau Serasan.
Tanaman pandan, terutama jenis pandan duri, dapat dengan mudah ditemukan di Kabupaten Natuna. Pandan duri, tumbuhan anggota suku Pandanaceae, tumbuh meluas di pantai dan pulau di kawasan Asia Selatan dan Timur hingga ke Polinesia pada rentang ketinggian 0–610 m dpl.
Masyarakat Pulau Serasan secara turun temurun telah menggunakan daun pandan duri untuk menghasilkan berbagai macam kerajinan tangan. Awalnya, anyaman pandan Serasan digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti tikar tempat tidur, alas duduk, hingga sebagai alas dalam upacara memandikan mayat.
Anyaman pandan Serasan memiliki makna dan arti tersendiri dalam upacara-upacara tradisional, seperti pernikahan dan perjamuan tamu. Anyaman ini melambangkan kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan anyaman tikar Serasan juga berkembang menjadi elemen dekoratif, dipadukan dengan furniture dan gaya hidup. Kini, kerajinan anyaman pandan tidak hanya terbatas pada tikar. Produk-produk lain pun bermunculan, seperti dompet, topi, sajadah, hiasan dinding, sandal bermotif, tempat tissue, dan banyak lagi.
Kerajinan anyaman tikar Serasan telah menjadi salah satu ikon pariwisata di Kabupaten Natuna. Anyaman ini menjadi bukti bahwa kekayaan alam dan kearifan lokal dapat saling bersinergi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daya tarik wisata suatu daerah.
Ciri Khas Anyaman Tikar Pandan Serasan Natuna
Anyaman tikar pandan khas Pulau Serasan, Natuna, merupakan salah satu warisan budaya yang telah dilestarikan oleh masyarakat setempat secara turun-temurun. Anyaman ini memiliki ciri khas yang unik, yaitu beragam motif dan warna yang dihasilkannya.
Motif-motif anyaman tikar pandan Serasan terinspirasi dari kekayaan budaya dan alam setempat. Beberapa motif yang umum ditemukan adalah motif bunga, motif geometris, dan motif hewan. Warna-warna yang digunakan pun beragam, mulai dari warna alami daun pandan hingga warna-warna cerah yang dihasilkan dari pewarna alami, seperti kunyit, daun pandan, dan gambir.
Selain motif dan warna yang unik, anyaman tikar pandan Serasan juga memiliki nilai estetika yang tinggi. Anyaman ini dapat digunakan sebagai alas duduk, alas tidur, atau sekadar hiasan rumah.
Kerajinan anyaman tikar pandan Serasan telah menjadi salah satu ikon pariwisata di Kabupaten Natuna. Anyaman ini menjadi bukti bahwa kekayaan alam dan kearifan lokal dapat saling bersinergi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daya tarik wisata suatu daerah.
Awal Pemanfaatan Kerajinan Pandan
Anyaman Serasan telah dikenal sejak zaman dahulu kala. Pada mulanya, anyaman Serasan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti alas tempat tidur, alas duduk, hingga digunakan dalam upacara memandikan jenazah. Anyaman ini juga digunakan sebagai hiasan rumah dan benda-benda kerajinan lainnya.
Seiring berjalannya waktu, anyaman Serasan mulai diminati oleh masyarakat luas sebagai produk dekoratif. Anyaman ini mulai digunakan sebagai bagian dari furnitur dan gaya hidup modern.
Pada mulanya, anyaman Serasan hanya dibuat oleh masyarakat Pulau Serasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, anyaman Serasan mulai dikenal oleh masyarakat luas dan mulai diminati sebagai produk dekoratif.
Hal ini tidak terlepas dari keindahan dan keunikan anyaman Serasan. Anyaman Serasan memiliki motif yang beragam, mulai dari motif sederhana hingga motif yang rumit. Motif-motif ini terinspirasi dari kekayaan budaya dan alam setempat.
Selain motifnya yang unik, anyaman Serasan juga memiliki kualitas yang tinggi. Anyaman ini dibuat dengan menggunakan bahan baku yang berkualitas dan dikerjakan oleh para pengrajin yang terampil.
Seiring meningkatnya permintaan akan anyaman Serasan, para pengrajin di Pulau Serasan mulai mengembangkan usahanya. Mereka mulai memproduksi berbagai macam produk anyaman Serasan, mulai dari tikar, tas, topi, hingga hiasan rumah.
Kini, anyaman Serasan telah menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Natuna. Anyaman ini menjadi salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat setempat dan juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Natuna.
Pemerintah Kabupaten Natuna terus berupaya untuk mengembangkan kerajinan anyaman Serasan. Pemerintah memberikan berbagai macam pelatihan kepada para pengrajin untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas produksi mereka. Pemerintah juga berupaya untuk mempromosikan anyaman Serasan kepada masyarakat luas.
Dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah, diharapkan anyaman Serasan dapat terus berkembang dan menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Natuna.
Cara Membuat Anyaman Tikar Pandan
Mau memanfaatkan atau mencoba membuat kreasi kerajinan anyaman daun pandan berikut kami memberikan tips singkat cara membuat kerajinan tikar dari daun pandan:
ALAT DAN BAHAN
Sebelum memulai sebaiknya anda mempersiapkan semua peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan sebagai berikut :
- Alat
- Pisau / parang
- Penjepit dari bahan bambu
- Nilon (benang pancing)
- Gunting dan cutter
- Bahan
- Daun Pandan
- Pewarna
Setelah alat dan bahan tersedia anda bisa mengikuti Langkah-langkah membuat anyaman tikar dari daun Pandan berikut secara bertahap.
- Pertama potong daun pandan pada bagian pangkalnya menggunakan pisau yang telah disiapkan. Pandan adalah sejenis tanaman liar yang banyak tumbuh di hutan-hutan. anda perlu hati-hati saat memotongnya jika anda menggunakan pandang dengan jenis berduri.
- Jika daun Pandan sudah terkumpul, bersihkan lalu buang durinya menggunakan pisau. Kemudian potong menjadi dua hingga empat bagian, tergantung keinginan. Untuk membelahnya anda dapat menggunakan nilon ataupun benang pancing. Namun jikaanda belum terbiasa bisa menggunakan pisau biasa.
- Lalu jemur daun pandan tersebut hingga kering, lama penjemuran ini tergantung terik matahari, namun pada umumnya memakan waktu 2 hingga 5 hari.
- Daun yang sudah menjadi kering kemudian di luruskan dan di haluskan atau dilembutkan dengan cara dijepit dengan menggunakan penjepit dari bambu lalu daun ditarik dari pangkal sampai ujungnya.
- Cara lain untuk proses diatas dapat juga dengan menggesekannya pada sebuah bilah kayu seperti cara menghaluskan kulit ular untuk membuat kerajinan kulit ular .
- Jika ingin memberikan pewarnaan, maka daun pandan tadi dicelupkan pada pewarna yang sebelumnya telah dilarutkan dalam air panas dengan cara direbus.
- Setelah proses pewarnaan selesai, daun Pandan dikeringkan kembali sebelum dianyam.
- Selanjutnya, tinggal dianyam daun pandan tadi menjadi tikar sesuai dengan teknik dan pola anyaman yang dikehendaki.
Untuk harga jual yang di kenakan oleh para pengrajin pada tikar Serasan sesuai dg kapasitas produksinya yang bervariasi seperti halnya waktu pengerjaannya. faktor seperti keindahan motif, ringkat kerumitan pola anyaman, ditambah dengan luas tikar yang bermacam macam membuat harga tikar Serasan bervariasi mulai dengan harga Rp 7.000 hingga jutaan rupiah.
Hingga kini, para pengrajin anyaman ini masih terus melakukan berbagai inovasi motif seiring perkembangan kreativitas dari para pengrajin guna meningkatkan kualitas dan harga jual dari Tikar Serasan itu sendiri.
Ikuti Kami Diberbagai Platform Lainnya Untuk Mendapatkan Update
Ikuti kami di Google news
Follow Social Media Kami
Comments 1