Kaleng bekas tak selalu harus dibuang sebagai sampah yang tidak berguna. Di tangan Rosi Hariyati, limbah anorganik ini bisa menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan. Tinggal di Jakarta Utara, Rosi dengan kreatif mengubah kaleng bekas yang sudah dibelah menjadi lukisan timbul atau emboss painting.
Awal Mula Melukis dengan Kaleng Bekas
Bagi yang belum tahu, emboss painting adalah seni membuat desain timbul pada permukaan logam, biasanya menggunakan lembaran logam tipis atau aluminium. Seni yang langka dan sulit ditemukan ini menghasilkan berbagai gambar, mulai dari pola binatang, kaligrafi, logo, hingga desain realis.
Lukisan unik karya Rosi cukup diminati. Setiap kali mengikuti pameran, produk seni emboss painting miliknya selalu laris diburu pengunjung.
Berawal dari Hobi
Rosi termasuk salah satu pionir dalam seni lukisan emboss. Seni ini masih jarang digeluti oleh pengusaha lain yang memanfaatkan kaleng sebagai medium berkarya.
Untuk membuat lukisan timbul di atas kaleng, diperlukan jiwa seni dan kreativitas. Prosesnya melibatkan menggambar di atas kaleng, lalu mengetuknya dengan sumpit kayu yang telah dibentuk untuk menciptakan desain timbul.
Wanita berusia 45 tahun ini mengaku secara tidak sengaja terjun ke bisnis kaleng bekas pada tahun 2011. Berawal dari hobinya membuat kaligrafi di atas selembar kaleng minuman bekas, Rosi mulai mengembangkan karyanya dengan mengangkat objek-objek di dunia nyata.
Dia mampu mencetak relief dengan berbagai pola, seperti binatang, logo, dan benda-benda realis seperti sepeda, motor gede Harley, mobil, hingga wajah tokoh-tokoh Indonesia di atas kaleng.
Harga Lukisan Kaleng Bekas Ala Rosi
Harga lukisan yang ditawarkan bervariasi tergantung pada ukuran dan kerumitan gambar. Lukisan yang dibuat pada selembar kaleng minuman soda berkisar antara Rp150.000 hingga Rp250.000.
Untuk meningkatkan pemasaran, Rosi aktif mengikuti pameran produk kerajinan guna memperkenalkan karyanya. Dari pameran tersebut, pesanan mulai mengalir, kebanyakan dari Jakarta, namun ada juga yang berasal dari Bandung dan Yogyakarta.
Sebagian besar pemesannya adalah komunitas atau perusahaan yang meminta dibuatkan logo untuk souvenir. Karyanya bahkan pernah dibawa ke Eropa dan Australia oleh komunitas motor gede.
Sayangnya, Rosi masih menghadapi tantangan dalam memenuhi pesanan dalam jumlah besar karena keterbatasan sumber daya manusia. Saat ini, ia hanya dibantu oleh suami tercinta. Jika ada pesanan, mereka mencari tenaga kerja lepas tambahan.
“Karena produk ini buatan tangan dan basisnya hobi, sehari kami paling bisa produksi 2-3 produk. Jadi kalau ada yang pesan 50-100 unit, kami minta waktu lebih lama, paling tidak sebulan,” ujarnya.
Sebagai bisnis, emboss painting berbahan kaleng bekas dianggap sangat menjanjikan, terutama karena belum banyak pesaing di bidang ini.
“Peluangnya besar karena tidak ada pesaing. Ide kita original dan masih baru. Tapi ini juga tantangan bagi kami untuk masuk ke pasar,” katanya.
Sudah Diterbitkan pada: Okt 19, 2016 @rumahkreative saat ini @rekreativemedia