Masjid Ber-arsitektur Khas Thionghoa di Indonesia-
Sahabat Rekreartive, tahukah kamu bahwa di sejumlah wilayah di kota – kota di Indonesia berdiri bangunan masjid yang memiliki arsitektur khas negri tirai bambu atau China. Bangunan ini merupakan hasil akulturasi budaya. Bahkan, bangunan masjid -masjid tersebut sangat indah dan kental dengan nuansa Thionghoa. Mulai dari interior, desain dan warna cat dasar ala-ala rumah China. Berikut ini adalah 4 masjid ber-arsitektur China yang perlu kamu tahu. Yuk simak untuk menambah wawasan !
Masjid Cheng Ho, Surabaya
Masjid Cheng Ho merupakan masjid pertama, masjid Ber-arsitektur Khas Thionghoa di Indonesia. Masjid ini merupakan simbol perdamaian umat beragama. Nama masjid ini diambil dari nama seorang muslim yang pernah berlayar dari China hingga pantai Afrika. Ia selalu disambut baik dan dihormati oleh masyarakat dimanapaun tempatnya berlabuh. Beliau adalah Sosok Cheng ho yang memiliki misi melalui jalur perdagangan dengan menjalin persahabatan dan penyebaran ajaran agama Islam di wilayah yang ia singgahi. Masjid ini merupakan wujud penghormatan untuk mengapresiasi sosok Laksamana Ceng Ho atas misi-misinya yang baik.
Masjid yang bergaya khas oriental china ini dibangun oleh Pengurus Persatuan Islam Thionghoa Indonesia atau disingkat dengan singkatan PITI dan pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Jawa Timur bersama tokoh masyarakat Thionghoa di Surabaya. Adapun tahun pendiriannya, Masjid Cheng Ho Surabaya didirikan pada tahun 2002. Dengan arsitekturnya yang terinspirasi oleh Masjid Niu Jie yang berada di Beijing. Dengan perpaduan tembok masjid bernuansa jawa dan pintu masjid khas gaya Timur Tengah.
Uniknya pemandangan masjid ini didominasi oleh empat macam warna yaitu warna merah, kuning, biru dan hijau. Yang dalam kebudayaan Thiongoa empat makna tersebut meruoakan simbol kebahagiaan, kemasyhuran, harapan, dan kemakmuran.
Selain itu,ornamen-ornamen yang disuguhkan di Masjid ini sangat unik. Mulai dari langit-langit masjid yang dihiasai ornamen seni kaligrafi dan aksara china dengan perpaduan yang pas. Dan setiap sudut bangunan masjid ini memiliki makna filosofi seperti atap masjid berbentuk persegi delapan yang menyerupai sarang laba-laba.
Adapun filosofi dari atap masjid yang berbentuk persegi delapan yang menyerupai laba-laba artinya adalah Nilai delapan sendiri yang dipercaya memiliki makna keberuntungan karena bentuknya yang tidak memiliki sudut mati. Sedangkan sarang laba-laba yang merupakan salah satu serangga yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari kerjaran kaum Quraish. Peristiwa itu terjadi di Bukit Tsur saat Sang Nabi dan Abu Bakar berhijrah dari Makkah ke Madinah. Saat itu, mereka tengah diburu oleh orang-orang Quraisy yang hendak membunuhnya.
Adapun masjid Cheng Ho Surabayaberada di pusat Kota Surabaya, tepatnya di Jalan Gading No. 2, Ketabang, Genteng, atau sekitar 1.000 meter sebelah utara Gedung Balaikota Surabaya. Tidak jarang masjid ini didatangi oleh sejumlah wisatawan yang penasaran dengan segudang keunikan dan keindahan masjid Cheng Ho yang kental dengan makna kerukunan beragama dan perdamaian ini.
2. Masjid Al-Mahdi, Magelang
Selanjutnya adalah Masjid Ber-arsitektur Khas Thionghoa di Indonesia adalah Masjid Al-Mahdi Magelang. Masjid ini juga memiliki arsitektur khas Thionghoa dengan ornamen-oranamen yang digunakan bahkan kadang disebut Masjid semi klenteng.Arsitektur khas Tionghoa pada masjid ini terlihat pada warna merah yang mendominasi beserta hiasan lampion dan menara. Nama Al-Mahdi merupakan nama salah seroang warga Thionghoa yang mewakafkan tanajnya untuk pembangunan tempat ibadah yang didirikan seak 1 Agustus 2016 hingga April 2017.Adapun Masjid Al-Mahdi Magelang beralamat Perumahan Armada Estate RT 02/02, Jalan Delima Raya No 42 Kelurahan Kramat Utara, Kota Magelang.
3. Masjid Siti Djirzanah
Selanjutnya adalah Masjid Siti Djirzanah. Masjid yang berlokasi di kawasan Malioboro Yogyakarta ini juga merupakan salah satu masjid yang ber-arsitektur khas Thionghoa di Indonesia. Yaitu terlihat pada relief masjid yang khas dengan ornamen bangunan China. Pada bagian depan masjid dihias tulisan berbahasa Arab, Mandarin dan Inggris yang tujuannya adalah memudahkan turis asing saat berkunjung di Malioboro. Di bawahnya ada jam raksasa berbentuk lingkaran. Uniknya masjid Siti Dzirzanah tidak menggunakan kubah masjid seperti masjid pada umumnya, namun menggunakan atap masjid berbentuk melengkung menyerupai klenteng dan rumah Khas China.
Adapun pemiliki masjid Siti Djirzanah adalah Herry Zudianto yang merupakan mantan walikota Yogyakarta bersama kedua adiknya Ellys Yudhiantie dan Rudi Sastyawan. Nama Djirzanah merupakan nama dari almarhumah ibundanya Siti Djirzanah yang sudah meninggal pada 2009 lalu.Masjid ini mulai dibuka pada 10 Agustus 2018 lalu. Sedangkan didirikan sekitar bulan Mei 2017. Adapun alamat lengkap Masjid Siti Djirzanah ini berada di jalan Margo Mulyo no. 25, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Masjid Siti Djirzanah berdiri setinggi 12 meter di deretan pertokoan sisi barat Malioboro, di antara toko batik Soenardi dan toko elektronik.
4. Masjid Tan Kok Liong
Masjid Tan Kok Liong merupakan masjid ber-arsitektur khas Thionghoa di Indonesia yang mengadopsi gaya arsitektur era dinasti Ching di China. Yang didirikan oleh Mohammad Ramdan Effendi atau dikenal dengan sapaan Anton Medan. Yang merupakan sosok mantan preman namun akhirnya sadar dan menjadi Seorang da’i dan entrerpruner. Tan Kok Liong adalah nama beliau semasa kecil. Pembangunan masjid ini diawali pada tahun 2005.Masjid ini beralama di Komplek Pesantren At-Ta’ibin Jl Raya Kampung Sawah No 100 RT 02/RW 08 Kampung Bulak Rata, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Itulah sahabat Rekreartive, deretan Masjid Ber-arsitektur Khas Thionghoa di Indonesia. Semoga bermanfaat.